Pengertian Catu Daya (Power Supply)
Pengertian
Catu Daya (Power Supply). Daya untuk menjalankan peralatan elektronik dapat
diperoleh dari berbagai sumber. Baterai dapat menghasilkan suatu ggl dc dengan
reaksi kimia. Foton dari panas atau cahaya yang berasal dari matahari dapat
diubah menjadi energi listrik dc oleh sel-foto (photocell). Sel bahan
bakar menggabungkan gas hidrogen dan oksigen dalam suatu elektrolit untuk
menghasilkan ggl dc. Sebuah mesin bahan bakar fosil atau air terjun dapat
memutar generator dc atau generator ac.
Untuk
memahami pengertian catu-daya atau power supply sebaiknya kita lebih mengarah
pada sumber daya dc yang dapat menjalankan peralatan elektronika secara
langsung, meskipun mungkin diperlukan beberapa cara untuk meregulasi dan
menjaga suatu ggl agar tetap meskipun beban berubah-ubah. Energi yang paling
mudah tersedia, yaitu arus bolak-balik, harus diubah (disearahkan) menjadi dc
berpulsa (pulsating dc), yang selanjutnya harus diratakan (disaring)
menjadi tegangan yang tidak berubah-ubah. Tegangan (arus) dc juga memerlukan
regulasi tegangan agar dapat menjalankan rangkaian elektronika dengan
sebaik-baiknya.

Catu
Daya yang diperoleh dari sumber daya listrik AC
Pengertian
dari istilah “catu-daya” atau “power-supply” biasanya berarti suatu
sistem penyearah-filter (rectifier-filter) yang mengubah ac menjadi dc
murni. Banyak rangkaian catu-daya yang berlainan yang dapat digunakan untuk
pekerjaan tersebut. Komponen dasar yang digunakan untuk rangkaian yang lebih
sederhana adalah transformator, penyearah, resistor, kapasitor, dan induktor.
Catu daya yang diatur secara lebih kompleks dapat ditambahkan transistor atau
trioda sebagai pengindera-tegangan dan pengontrolan-tegangan, ditambah dengan
dioda zener atau VR untuk menyediakan tegangan acuan (referensi). Pada masa
sekarang pemakaian catu daya dengan metode pensaklaran semakin banyak
digunakan. Catu-daya semacam ini sering disebut dengan switching power supply.
Sistem ini dinamakan juga dengan catu-daya sistem non-linear karena terjadinya
perubahan bentuk gelombang yang tidak linear pada bagian primer dan sekunder
berupa hasil pensaklaran (switch).
Rangkaian Catu Daya Switching
Pengertian
Catu
Daya Switching
Catu
daya switching adalah catu daya yang
pengaturan dayanya menggunakan peranti switching
(saklar) Elektronik. Dan Catu Daya
Switching ini biasanya terdapat pada rangkaian sumber daya / tegangan utama
sebuah perangkat Elektronika, seperti Power Supply Personal Computer. Perlu
diketahui hampir semua perangkat elektronika yang membutuhkan sumber daya yang
stabil pasti menggunakan Switching.
Beberapa
keunggulan Catu Daya Switching
.
a Efesiensi besar antara 65% - 85%.
b
Kecil
dan ringan.
. c Kemampuan untuk dapat beroperasi pada
kisaran tegangan input yang besar, Auto voltage dengan range antara 80 Volt –
240 Volt.
a.. Pada
blok Unregulated menggunakan 4 Dioda (Half Wav)
Type 1N5406 dan menggunakan
Elco dengan ukuran 400 Volt 220 Mf.
b .
Pada blok Switching
menggunakan Mosfet Type K 2141.
c .
Pada blok Trafo
Inventer menggunakan Trafo Type 1621-0074-00. TVE 9614.
d.
Pada blok Regulated
menggunakan bermacam - macam ukuran Dioda dan Elco sesuai dengan
tegangan yang dikeluarkan oleh Trafo Inventer.
e.
Pada blok Komporator
menggunakan IC Type UC 3842.
Note:
Ukuran
komponen utama pada catu daya Switching tidak harus seperti apa yang
tercantum diatas, bisa saja berbeda tergantung jenis perangkat elektronik.
Arus
dari sumber tegangan masuk ke blok UnRegulated (Dioda kiprox dan Elco)
di blok ini Tegangan AC dirubah menjadi Tegangan DC terus kemudian
tegangan masuk blok Switching (yang dimaksud switching ini bisa
berupa IC, Transistor, Mosfet ) kemudian tegangan masuk ke blok Inventer
(Trafo Inti Ferit) di blok ini akan kembali terjadi perubahan tegangan yang
tadinya Tegangan sudah DC dirubah kembali menjadi Tegangan AC
tetapi sifat tegangannya tidak sama dengan tegangan AC dari
sumber. Kemudian tegangan masuk ke blok Regulated (Dioda Half
Wave, penyearah dan Elco), di blok ini akan kembali terjadi
perubahan tegangan yang tadinya Tegangan AC dirubah lagi menjadi DC kemudian
Tegangan baru masuk ke beban dan ada yang masuk ke blok Komporator (Blok
ini berupa IC dimana IC ini masih terletak satu blok dengan blok catu
daya Switching ).
a. Penyearah
Berfungsi
untuk menyearahkan tegangan input
220 / 110
volt AC menjadi tegangan searah (DC). Hasil penyearahan ini merupakan
tegangan DC yang mengandung denyut dengan frekwensi
100 Hz, dikarenakan menggunakan penyearah rangkap.
b. Tapis
Perata I
Berfungsi
untuk meratakan tegangan hasil penyearahan. Tegangan DC disini bisa di sebut
tegangan DC tidak teregulasi (Unregulated DC Voltage).
Tegangan ini belum digunakan untuk rangkaian televisi / monitor yang lain.
c. Switch
Electronic
Berfungsi
untuk memutus-mutus tegangan DC yang belum teregulasi dengan frekwensi yang sangat tinggi, minimal
mendekati frekwensi Horizontal Osilator. Tujuan dipakainya
frekwensi yang tinggi ini untuk memperoleh tingkat efesiensi yang tinggi. Komponen yang yang bisa digunakan
untuk rangkaian switching antara
lain: Transistor, FET, SCR. Tegangan
yang dihasilkan dari rangkaian switching
berupa tegangan DC yang berdenyut dengan frekwensi berkisar pada 20 Khz.
d. Tapis
Perata II
Berfungsi
untuk menhilangkan denyut 20 Khz. Tegangan yang dihasilkan adalah
tegangan rata.
e. Error
Amp
Berfungsi
untuk membandingkan tegangan keluaran dengan suatu tegangan acuan (Refferance).
Dari hasil perbandingannya diperolehtegangan koreksi yang di
umpankan ke Driver yang menyuplay Switching.
Dengan demikian diperoleh suatu besaran tegangan yang bisa diatur-atur.
Troubleshooting Catu Daya (Power Supply)
Troubleshooting 1;
Saat komputer dinyalahkan, power supply kadang
bekerja dan kadang tidak.
Solusi:
Pada kasus ini, ada dua kemungkinan yang terjadi
pada power supply anda. Kemungkinan pertama, adanya ketidakstabilan tegangan
listrik di rumah anda. Hal ini dapat mengakibatkan arus yang masuk ke power
supply tidak normal sehingga berpengaruh pula pada distribusi arus listrik ke
komponen – komponen lain. Kasus semacam ini dapat diatasi dengan memasang
stabilizer yang berfungsi menstabilkan arus yang masuk ke power supply.
Adapun kemungkinan kedua adalah kondisi regulasi
dan filter pada rangkaian power supply yang kurang baik. Hal ini dapat
mengakibatkan kurangnya distribusi arus ke motherboard sehingga arus yang ada
tidak mampu memenuhi kebutuhan arus yang diperlukan dalam motheboard untuk
menghidupkan sebuah pc. Solusi permasalahan ini adalah dengan memeriksa semua
kondensator yang terdapat dalam rangkaian power supply. Mungkin terdapat
kondensator electrolit yang sudah tidak dapat bekerja secara maksimal karena
kerusakan tertentu atau sudah mulai kering.
Troubleshooting 2;
Pada saat komputer dihidupkan, PC sering
mengalami restart sendiri.
Solusi :
Ada beberapa kemungkinan yang dapat dijadikan
sebagai penyebab utama kasus tersebut. Kemungkinan pertama adalah faktor
listrik yang kurang stabil di rumah anda. Hal ini dapat mengakibatkan arus yang
masuk ke power supply tidak normal sehingga berpengaruh pula pada distribusi
arus listrik ke komponen-komponen lain. Kasus semacam ini dapat diatasi dengan
memasang stabilizer yang berfungsi menstabilkan arus yang masuk ke power
supply.
Adapun kemungkinan kedua adalah kondisi regulasi
dan filter pada rangkaian power supply yang kurang baik. Hal ini dapat
mengakibatkan kurangnya distribusi arus ke motherboard sehingga arus yang ada
tidak mampu memenuhi kebutuhan arus yang diperlukan dalam motherboard untuk
menghidupkan sebuah pc. Solusi permasalahan ini adalah dengan memeriksa semua
kondensator yang terdapat dalam rangkaian power supply. Mungkin terdapat
kondensator electrolit yang sudah tidak dapat bekerja secara maksimal karena
kerusakan tertentu atau sudah mulai kering. Kemudian, kemungkinan ketiga adalah
faktor virus. Solusinya, cek komputer anda dengan menggunakan antivirus
dengan update-an terbaru.
RANGKAIAN CATU DAYA ATAU POWER SUPPLY
TRAFO
|
Catu
daya atau Power Supply adalah rangkaian yang berfungsi untuk menyediakan daya
pada peralatan elektronik. komponen utama rangkaian catu daya yang akan kita
bahas disini yaitu trafo step down, dioda silicon dan kondensator elektrolit
(elco). sedangkan untuk komponen sekundernya yaitu IC dan transistor yang
berfungsi sebagai regulator untuk membersihkan arus DC dari paku – paku
tegangan AC yang mana paku – paku ini biasanya memberikan efek bunyi dengung
dan desis (noise) pada peralatan audio.
Catu
daya ada 2 jenis yaitu catu daya simetris dan catu daya tunggal. Sedangkan dari
bentuknya catu daya ada 2 bentuk yaitu catu daya gelombang penuh dan setengah
gelombang.
- Gambar 01 adalah 2 jenis trafo step down
- Gambar 02 Catu daya simetris gelombang penuh. biasanya dipakai untuk mensuplai daya pada power amplifier jenis OCL.
Jika anda Membutuhkan
sebuah catu daya simetris gelombang penuh sementara anda hanya mempunyai sebuah
trafo non CT, maka buatlah rangkaian seperti gambar 08 yaitu menggunakan
tegangan separuhnya sebagai CT. contoh: jika anda mempunyai trafo non CT dengan
tegangan keluaran 0,3,6,9,12 maka output yang digunakan adalah 0 dan 12v dengan
6v sebagai CT. maka outputnya adalah sebesar 6 volt (Gb.08). atau anda
bisa juga membeli sebuah trafo non CT yang sama dengan yang anda punya kemudian
buat rangkaian seperti gambar 07.
- Gambar 03 adalah catu daya tunggal gelombang penuh.
- Gambar 04 dan gambar 06 adalah catu daya setengah gelombang. catu daya jenis ini tidaklah bagus untuk mensuplai tegangan untuk peralatan audio. gunakan untuk menyalakan lampu led atau kipas pendingin saja.
- Gambar 05 adalah rangkaian catu daya lengkap dengan regulator. disini saya tidak menuliskan nilai pada C1,C2,C3 dan C4 karena angkanya tidaklah mutlak, yang penting nilai voltnya diatas dari output trafo . untuk C1 semakin besar semakin bagus misalnya 4700uF/50v. untuk C2,C3 juga tidak mutlak harus ada. jika anda ingin memasangnya yaitu antara 100uF - 1000uF dan untuk voltnya sesuaikan dengan IC regulator. jika menggunakan IC regulator 7812 maka C2 dan C3 adalah minimal 16v. untuk C4 minimal 100nF.
Catatan:
agar
bekerja maksimal, IC regulator 78xx membutuhkan tegangan 3v lebih tinggi
daripada tegangan yang dihasilkan. misalkan: IC regulator 7812 membutuhkan
tegangan kerja antara 15v - 27v
Gb.01
|
![]() |
Gb.02
|
Gb.03
|
Gb.04
|
Gb.05 Catu Daya tunggal dengan
regulator
|
Gb.06
|
![]() |
Gb.07
|
Buat Catu Daya Switching
Saya tertarik dan sangat penasaran pada catu daya jenis switching ini. Bagaimana ya agar kita bisa mewujudkan catu daya ini yang sekarang keberadaannya sudah menggeser kedudukan catu daya jenis konvensional alias "jadul-jaman dulu". Dimana catu daya tersebut menggunakan trafo inti besi yang pastinya kita sudah terbiasa merakitnya dengan mudah. Terus terang sebuah tantangan bagi saya untuk mewujudkan catu daya memiliki kelebihan yang luar biasa ini.
Adapun kelebihan catu daya switching tersebut diantaranya adalah mampu mengatasi drop tegangan jala-jala listrik PLN dan juga meski bentuk yang sangat mungil. Ringan lagi! tetapi memiliki kapasitas daya/arus yang sangat besar. Kelebihan yang sangat saya sukai adalah jika terjadi konsleting atau pun juga salah menyambung/terbalik, output catu daya ini menjadi nol.
Ide bermula dari Modul
Regulator Switching Multi Fungsi
Ada cara yang bisa dibilang mudah untuk membangun catu daya switching ini
karena tidak diperlukan pemasangan komponen per komponen satu demi satu hingga
terwujudlah menjadi sebuah rangkaian yang siap pada tahap diujicobakan.
Bagaimana caranya! yaitu hanya tinggal memasang modul regulator switching gitu
saja. Bagi yang sering reparsi pesawat televisi pasti sudah familier pada modul
regularor ini. Ketika regulator TV rusak, cabut semua komponen di bagian input
trafo dan pasang modul tersebut. Mari kita terapkan ide ini untuk membuat catu
daya switching ala Chief Fara Quin, eh ...ala kita sendiri alias made in
sendiri. Wah senang pasti! Akhirnya bisa membuat sendiri Catu daya Switching
ini. Suatu kebanggaan karena masih jarang yang bisa merakitnya, sekarang
giliran kamu.Berani coba Siapa takut!
Bahan
Bahan yang diperlukan sebagai
berikut
1. Modul regulator switching
2. Transformator
Untuk trafo dapat kita menggulungnya sendiri atau trafo dari eks switching
regulator yang telah rusak dan kita manfaatkan trafonya. Oleh karena itu jika
memiliki switching regulator yang sudah jebol jangan dibuang dulu,bisa kita ramu lagi agar berfungi
3. Beberapa komponen pendukung diantaranya; Transistor, Optocoupler, Dioda zener, Resistor dll.
1. Modul regulator switching
2. Transformator
Untuk trafo dapat kita menggulungnya sendiri atau trafo dari eks switching
regulator yang telah rusak dan kita manfaatkan trafonya. Oleh karena itu jika
memiliki switching regulator yang sudah jebol jangan dibuang dulu,bisa kita ramu lagi agar berfungi
3. Beberapa komponen pendukung diantaranya; Transistor, Optocoupler, Dioda zener, Resistor dll.
Gambar 1 a) Modul Switching regulator b) Trafo AC matic gulung sendiri dari eks TV c) Trafo eks switching regulator
Skema Rangkaian
Gambar 2. Skema
Rangkaian AC-Matic Regulator
Perakitan
Modul Switching Regulator
memiliki tiga kabel output dengan warna Merah.
Hitam dan Biru. Trafo Ac
matic di bagian Primer memiliki empat kaki dan Sekunder terdapat dua kaki.
Sesuai skema gambar kabel warna merah dihubungkan pada kaki trafo Tap tengah (
urutan ke tiga dari kaki trafo yang dapat ground ). Kabel warna hitam
dihubungkan pada kutub negatif elko 100uF/400V, dan kabel warna biru pada
saklar pengendali optocoupler
Uji Coba
Untuk uji coba sangat perlu
hatii-hati, karena itu lebih baik jangan langsung di hubungkan pada sumber AC
220V, tetapi bertahap dimulai dari tegangan 100VAC, Sumber tegangan
100VACdapat berasal dari Stabiliser/Stavolt CPU, dapat juga dibuat
sendiri dari trafo. Bersambung....ngantuk mo Bo2 manis
dlu.....ZZZZ....zzzzz.....zzzzz
Tidak ada komentar:
Posting Komentar