Selasa, 14 Oktober 2014



Pengertian Catu Daya (Power Supply)


Pengertian Catu Daya (Power Supply). Daya untuk menjalankan peralatan elektronik dapat diperoleh dari berbagai sumber. Baterai dapat menghasilkan suatu ggl dc dengan reaksi kimia. Foton dari panas atau cahaya yang berasal dari matahari dapat diubah menjadi energi listrik dc oleh sel-foto (photocell). Sel bahan bakar menggabungkan gas hidrogen dan oksigen dalam suatu elektrolit untuk menghasilkan ggl dc. Sebuah mesin bahan bakar fosil atau air terjun dapat memutar generator dc atau generator ac.
Untuk memahami pengertian catu-daya atau power supply sebaiknya kita lebih mengarah pada sumber daya dc yang dapat menjalankan peralatan elektronika secara langsung, meskipun mungkin diperlukan beberapa cara untuk meregulasi dan menjaga suatu ggl agar tetap meskipun beban berubah-ubah. Energi yang paling mudah tersedia, yaitu arus bolak-balik, harus diubah (disearahkan) menjadi dc berpulsa (pulsating dc), yang selanjutnya harus diratakan (disaring) menjadi tegangan yang tidak berubah-ubah. Tegangan (arus) dc juga memerlukan regulasi tegangan agar dapat menjalankan rangkaian elektronika dengan sebaik-baiknya.
Catu Daya yang diperoleh dari sumber daya listrik AC
Pengertian dari istilah “catu-daya” atau “power-supply” biasanya berarti suatu sistem penyearah-filter (rectifier-filter) yang mengubah ac menjadi dc murni. Banyak rangkaian catu-daya yang berlainan yang dapat digunakan untuk pekerjaan tersebut. Komponen dasar yang digunakan untuk rangkaian yang lebih sederhana adalah transformator, penyearah, resistor, kapasitor, dan induktor. Catu daya yang diatur secara lebih kompleks dapat ditambahkan transistor atau trioda sebagai pengindera-tegangan dan pengontrolan-tegangan, ditambah dengan dioda zener atau VR untuk menyediakan tegangan acuan (referensi). Pada masa sekarang pemakaian catu daya dengan metode pensaklaran semakin banyak digunakan. Catu-daya semacam ini sering disebut dengan switching power supply. Sistem ini dinamakan juga dengan catu-daya sistem non-linear karena terjadinya perubahan bentuk gelombang yang tidak linear pada bagian primer dan sekunder berupa hasil pensaklaran (switch).

Rangkaian Catu Daya Switching 

Catu daya switching adalah catu daya yang pengaturan dayanya menggunakan peranti switching (saklar) Elektronik. Dan Catu Daya Switching ini biasanya terdapat pada rangkaian sumber daya / tegangan utama sebuah perangkat Elektronika, seperti Power Supply Personal Computer. Perlu diketahui hampir semua perangkat elektronika yang membutuhkan sumber daya yang stabil pasti menggunakan Switching.

Beberapa keunggulan Catu Daya Switching
.                 a    Efesiensi besar antara 65% - 85%.
b               Kecil dan ringan.
    .          c    Kemampuan untuk dapat beroperasi pada kisaran tegangan input yang besar, Auto voltage dengan range antara 80 Volt – 240 Volt.

Skema Rangkaian Catu Daya Switching.

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhuTaIN9Z863BunWPZV07s26ha1NXLzZrgdTcC-EY5QPbXH5XgRUYgJTVFYjlbdxgkwNmL1flqbmUxsiGv6i1bOwCoBNNHDCaEBkfuycibZtES4oR9Hfk6SjO1l_JJOQrFjhIHDms6KK80/s320/Catu-Daya-Switching.gif

Komponen Utama yang terdapat pada catu daya Switching.
          a..  Pada blok Unregulated  menggunakan 4 Dioda  (Half  Wav) Type 1N5406 dan          menggunakan Elco dengan ukuran 400 Volt  220  Mf.
 b  .          Pada blok Switching  menggunakan Mosfet Type  K 2141.
          c  .          Pada blok Trafo Inventer menggunakan Trafo Type 1621-0074-00. TVE 9614.
           d.           Pada blok Regulated menggunakan bermacam - macam ukuran Dioda dan Elco sesuai dengan tegangan yang dikeluarkan oleh Trafo Inventer.
          e.            Pada blok Komporator menggunakan IC Type UC 3842.

Note:
Ukuran komponen utama pada catu daya Switching tidak harus seperti apa yang tercantum diatas, bisa saja berbeda tergantung jenis perangkat elektronik.

Cara kerja Catu Daya Switching:
Arus  dari sumber tegangan masuk ke blok UnRegulated (Dioda kiprox dan Elco) di  blok ini Tegangan AC dirubah menjadi Tegangan DC terus kemudian tegangan masuk  blok Switching (yang dimaksud switching ini bisa berupa IC, Transistor, Mosfet ) kemudian tegangan masuk ke blok Inventer (Trafo Inti Ferit) di blok ini akan kembali terjadi perubahan tegangan yang tadinya Tegangan  sudah DC dirubah kembali menjadi Tegangan AC tetapi sifat  tegangannya  tidak  sama dengan tegangan AC dari sumber. Kemudian tegangan masuk ke blok Regulated (Dioda Half Wave, penyearah  dan Elco), di blok ini akan kembali terjadi perubahan tegangan yang tadinya Tegangan AC dirubah lagi menjadi DC kemudian Tegangan baru masuk ke beban dan ada yang masuk ke blok Komporator (Blok ini berupa IC dimana IC ini masih  terletak satu blok dengan blok catu daya Switching ).

Fungsi masing-masing blok Catu Daya Switching.
a.            Penyearah
Berfungsi untuk menyearahkan tegangan input 
220 / 110 volt AC menjadi tegangan searah (DC). Hasil penyearahan ini  merupakan tegangan DC yang mengandung denyut dengan frekwensi 100 Hz,  dikarenakan menggunakan penyearah rangkap.
b.           Tapis  Perata I
Berfungsi untuk meratakan tegangan hasil penyearahan. Tegangan DC disini bisa di sebut tegangan DC tidak teregulasi  (Unregulated  DC Voltage). Tegangan ini belum digunakan untuk rangkaian televisi / monitor yang lain.
c.            Switch  Electronic
Berfungsi untuk memutus-mutus tegangan DC yang belum teregulasi dengan  frekwensi yang sangat tinggi, minimal mendekati frekwensi Horizontal Osilator.  Tujuan dipakainya frekwensi yang tinggi ini untuk memperoleh tingkat efesiensi  yang tinggi. Komponen yang yang bisa digunakan untuk rangkaian switching  antara  lain: Transistor, FET, SCR. Tegangan yang dihasilkan dari rangkaian  switching berupa tegangan DC yang berdenyut dengan frekwensi berkisar  pada  20  Khz.
d.           Tapis Perata II
Berfungsi untuk menhilangkan denyut 20 Khz. Tegangan yang dihasilkan adalah  tegangan rata.
e.            Error  Amp
Berfungsi untuk membandingkan tegangan keluaran dengan suatu tegangan  acuan (Refferance). Dari hasil perbandingannya diperolehtegangan koreksi  yang  di umpankan ke Driver yang menyuplay Switching. Dengan demikian diperoleh  suatu besaran tegangan yang bisa diatur-atur.

Troubleshooting Catu Daya (Power Supply)

Troubleshooting 1;
Saat komputer dinyalahkan, power supply kadang bekerja dan kadang tidak.
Solusi:
Pada kasus ini, ada dua kemungkinan yang terjadi pada power supply anda. Kemungkinan pertama, adanya ketidakstabilan tegangan listrik di rumah anda. Hal ini dapat mengakibatkan arus yang masuk ke power supply tidak normal sehingga berpengaruh pula pada distribusi arus listrik ke komponen – komponen lain. Kasus semacam ini dapat diatasi dengan memasang stabilizer yang berfungsi menstabilkan arus yang masuk ke power supply.
Adapun kemungkinan kedua adalah kondisi regulasi dan filter pada rangkaian power supply yang kurang baik. Hal ini dapat mengakibatkan kurangnya distribusi arus ke motherboard sehingga arus yang ada tidak mampu memenuhi kebutuhan arus yang diperlukan dalam motheboard untuk menghidupkan sebuah pc. Solusi permasalahan ini adalah dengan memeriksa semua kondensator yang terdapat dalam rangkaian power supply. Mungkin terdapat  kondensator electrolit yang sudah tidak dapat bekerja secara maksimal karena kerusakan tertentu atau sudah mulai kering.
Troubleshooting 2;
Pada saat komputer dihidupkan, PC sering mengalami restart sendiri.
Solusi :
Ada beberapa kemungkinan yang dapat dijadikan sebagai penyebab utama kasus tersebut. Kemungkinan pertama adalah faktor listrik yang kurang stabil di rumah anda. Hal ini dapat mengakibatkan arus yang masuk ke power supply tidak normal sehingga berpengaruh pula pada distribusi arus listrik ke komponen-komponen lain. Kasus semacam ini dapat diatasi dengan memasang stabilizer yang berfungsi menstabilkan arus yang masuk ke power supply.
Adapun kemungkinan kedua adalah kondisi regulasi dan filter pada rangkaian power supply yang kurang baik. Hal ini dapat mengakibatkan kurangnya distribusi arus ke motherboard sehingga arus yang ada tidak mampu memenuhi kebutuhan arus yang diperlukan dalam motherboard untuk menghidupkan sebuah pc. Solusi permasalahan ini adalah dengan memeriksa semua kondensator yang terdapat dalam rangkaian power supply. Mungkin terdapat kondensator electrolit yang sudah tidak dapat bekerja secara maksimal karena kerusakan tertentu atau sudah mulai kering. Kemudian, kemungkinan ketiga adalah faktor virus. Solusinya, cek komputer anda  dengan menggunakan antivirus dengan update-an terbaru.

RANGKAIAN CATU DAYA ATAU POWER SUPPLY

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWtevBKfjA07kzal5y6FFkC9-0yHwB5RB4kckf2y3vlzH0HRDbMMwiNInRTFS947vJaL7D73yg486BcyQ1sJBSJIhlB9yOOYKkSuy-OqflA2UqfTi7T1F51wnUldD9MZnNUEn8GxGAJfA/s200/trafo.png
TRAFO
Catu daya atau Power Supply adalah rangkaian yang berfungsi untuk menyediakan daya pada peralatan elektronik. komponen utama rangkaian catu daya yang akan kita bahas disini yaitu trafo step down, dioda silicon dan kondensator elektrolit (elco). sedangkan untuk komponen sekundernya yaitu IC dan transistor yang berfungsi sebagai regulator untuk membersihkan arus DC dari paku – paku tegangan AC yang mana paku – paku ini biasanya memberikan efek bunyi dengung dan desis (noise) pada peralatan audio.
Catu daya ada 2 jenis yaitu catu daya simetris dan catu daya tunggal. Sedangkan dari bentuknya catu daya ada 2 bentuk yaitu catu daya gelombang penuh dan setengah gelombang.
Keterangan Gambar dibawah:
  • Gambar 01 adalah 2 jenis trafo step down
  • Gambar 02 Catu daya simetris gelombang penuh. biasanya dipakai untuk mensuplai daya pada power amplifier jenis OCL. 
Jika anda Membutuhkan sebuah catu daya simetris gelombang penuh sementara anda hanya mempunyai sebuah trafo non CT, maka buatlah rangkaian seperti gambar 08 yaitu menggunakan tegangan separuhnya sebagai CT. contoh: jika anda mempunyai trafo non CT dengan tegangan keluaran 0,3,6,9,12 maka output yang digunakan adalah 0 dan 12v dengan 6v sebagai CT. maka outputnya adalah sebesar 6 volt (Gb.08). atau anda bisa juga membeli sebuah trafo non CT yang sama dengan yang anda punya kemudian buat rangkaian seperti gambar 07.
  • Gambar 03 adalah catu daya tunggal gelombang penuh.
  • Gambar 04 dan gambar 06 adalah catu daya setengah gelombang. catu daya jenis ini tidaklah bagus untuk mensuplai tegangan untuk peralatan audio. gunakan untuk menyalakan lampu led atau kipas pendingin saja. 
  • Gambar 05 adalah rangkaian catu daya lengkap dengan regulator. disini saya tidak menuliskan nilai pada C1,C2,C3 dan C4 karena angkanya tidaklah mutlak, yang penting nilai voltnya diatas dari output trafo . untuk C1 semakin besar semakin bagus misalnya 4700uF/50v. untuk C2,C3 juga tidak mutlak harus ada. jika anda ingin memasangnya yaitu antara 100uF - 1000uF dan untuk voltnya sesuaikan dengan IC regulator. jika menggunakan IC regulator 7812 maka C2 dan C3 adalah minimal 16v. untuk C4 minimal 100nF. 
Catatan: 
agar bekerja maksimal, IC regulator 78xx membutuhkan tegangan 3v lebih tinggi daripada tegangan yang dihasilkan. misalkan: IC regulator 7812 membutuhkan tegangan kerja antara 15v - 27v
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEigog6lL2x6KLURU_LuwX9EZZpT-Y6QUgffaU5SwE-DRKcJOoaI_vk7SaQuVL6Pqygu3pOZw75NPNZ-3upesLATLJDSz2xSN8OZcUeuoQZ7GjBOQANRYJ2NwRA3xTZl5tVUwwW_atcB17I/s400/trafo01.png
Gb.01

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgY1cYvHIEMV6Nv5WDiy2gl_2h7eXycS9nLazdtjuZbB0UMzmcvwUBEQ8Vin6rpkfHSLFwY666rqadzNAlXCurMuGkWy0x1B8WJwnvQJvzNGK6n_GWF8TUszMzK_847RJUe9i1sINCCxgE/s400/CT+simetris+full+wave.png
Gb.02

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiSZ3w0GFESTiXJ6Em1UbcmubzBaZHTwo_eWhtgwbesPogw6sM7TUenlHqsQaVqfMqRhD1kxuUrfXCygfeU0tZ7s_oDzeVJbCfhEf8GUkKLWJ_jizGy77T1ZItnVTUEacl6uGqOIZEE7_I/s400/non+CT+tunggal+full+wave.png
Gb.03

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-ZXwLvwMIJBzydbkf0zJVKndCzj96LgRCi9G-8yvQtZBpmzNBkkQEfExuXN549lFWYJ7Y4AyRrxu2Mt1YxgCu9H4Wcu-w6kwfxugbK76ks0ECmhpxMgtd6VNXRmUfxzB0Nv2UL7EyVd4/s400/non+CT+tunggal+half+wave.png
Gb.04

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhGVR1mczTHk9ERd3OGm9QjUz_L1I2556VGA0ZWbgEhCQqCgOLHYj0h53Ec1gcQbvpETtf867cLrNIcZeFulan8tF6E2w3i7J78XEWx-RvlIH8oqpdl_XIWcaZw6616DJUrsK3_AaGFMe4/s400/pwr+supply.png
Gb.05 Catu Daya tunggal dengan regulator

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqW1FrEpbhRove6fXXIL4ChzEotTmyCLa0cnAGlJ7DHotS4F-1Xh8fdfyP2iwIBJzG9SoEGwqiS-Cutq3Hf5r9EHVG_5g_1B0m4R0jhdcKhrDnWhMuogU1AEsfrAE4ar8-gzCAYI2kKNI/s400/non+CT+simetris+half+wave.png
Gb.06

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgn6EbyYFgf_3uEKlyV3orct2Xoom915m6S8BlQiFS3yiiV0OP8n8DfvD450swMp97J4rVTOFd-iLPIB6NgMNADIQ2na52_owFA7wprziBIHdCPjsVYGG1oWSwFfY9gtcCFf0UikOnZ9mg/s400/Dual+non+CT+simetris+full+wave.png

Gb.07

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhBuWb3UitFPYVi613BrOIUIN4p1USo1lFeLCAm8_qAm5DUkHtvcrYeICwohbCafM-wuGOw3NHsV3YFE-_IAvuAcBynZbGGXsucQn2VzD29nadf-Q6Tj1PgPVanHA-xRk4Y1zHzuU3qPuw/s400/non+CT+simetris+full+wave.png



Buat Catu Daya Switching

on Selasa, 17 Mei 2011
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjwS-lL6PhFcyDfWWbgQBFiNuu_CAznTT6YuKE1LsacJFXDTCfL71FKBl093ZiZmqgCYyUuoD8fNPtZ0pn71kikEkrn3tOYBaxXvnLwhz2SnfaELSH0W9fW7k2aB1Xm-Udgd4cbihs7KJYq/s200/SmpsMdl.jpg

      Saya tertarik dan sangat penasaran pada catu daya jenis switching ini. Bagaimana ya agar kita bisa mewujudkan catu daya ini yang sekarang keberadaannya sudah menggeser kedudukan catu daya jenis konvensional alias "jadul-jaman dulu". Dimana catu daya tersebut menggunakan trafo inti besi yang pastinya kita sudah terbiasa merakitnya dengan mudah. Terus terang sebuah tantangan bagi saya untuk mewujudkan catu daya memiliki kelebihan yang luar biasa ini.


      Adapun kelebihan catu daya switching tersebut diantaranya adalah mampu mengatasi drop tegangan jala-jala listrik PLN dan juga meski bentuk yang sangat mungil. Ringan lagi! tetapi memiliki kapasitas daya/arus yang sangat besar. Kelebihan yang sangat saya sukai adalah jika terjadi konsleting atau pun juga salah menyambung/terbalik, output catu daya ini menjadi nol.

Ide bermula dari Modul Regulator Switching Multi Fungsi
      Ada cara yang bisa dibilang mudah untuk membangun catu daya switching ini karena tidak diperlukan pemasangan komponen per komponen satu demi satu hingga terwujudlah menjadi sebuah rangkaian yang siap pada tahap diujicobakan. Bagaimana caranya! yaitu hanya tinggal memasang modul regulator switching gitu saja. Bagi yang sering reparsi pesawat televisi pasti sudah familier pada modul regularor ini. Ketika regulator TV rusak, cabut semua komponen di bagian input trafo dan pasang modul tersebut. Mari kita terapkan ide ini untuk membuat catu daya switching ala Chief Fara Quin, eh ...ala kita sendiri alias made in sendiri. Wah senang pasti! Akhirnya bisa membuat sendiri Catu daya Switching ini. Suatu kebanggaan karena masih jarang yang bisa merakitnya, sekarang giliran kamu.Berani coba Siapa takut!
Bahan
Bahan yang diperlukan sebagai berikut
1. Modul regulator switching
2. Transformator
    Untuk trafo dapat kita menggulungnya sendiri atau trafo dari eks switching
     regulator yang telah rusak dan kita manfaatkan trafonya. Oleh karena itu jika
     memiliki switching regulator yang sudah jebol jangan dibuang     dulu,bisa kita ramu         lagi agar berfungi
3. Beberapa komponen pendukung diantaranya; Transistor, Optocoupler, Dioda zener,          Resistor dll.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiXxWwCKb4iKgaM2ffwJsBuHG8TJ7wc8VTTwyQrV8iE0S-HHsOgUJog9QOuLSC8bsPWkxa3l4QwpPxSr6d4giY43t9baNNEVjOTSBg4uXGvpjmoH1DDZxSUabYc6uPw_wDeCy87UKr_v2dQ/s400/ACmatic+modul.jpg

        Gambar 1 a) Modul Switching regulator b) Trafo AC matic gulung sendiri dari eks TV                         c) Trafo eks switching regulator

Skema Rangkaian
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQd5m18VesEvG6W4B5Md2W0g3pcdIlambtuvUsfq0v3Niopg68z7ql7DAjXT97eIOFVNvQXTPPopU_6bH2d_EsAg4BNZRBzMUL6QBq_HU5AEqT5MeD9nsH7LTejOkb7i1yH7WZpmwcCrYp/s320/AC-Matic2.jpg
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgvdkk0czs8f6j1wmO_5jgytfYT1B6r_lUpHyuDyLTW7uqRdFUjzx2-uJqt4JmC4H89cEyp4Xdj3YdODt0bCX15ptFI-zbGfLKp0mjlv-zgqtJtZR_ocKI3ZHY8ESfongqdmzrkUsaozFd8/s320/SmpsMdl2.jpg
Gambar 2. Skema Rangkaian AC-Matic Regulator

Perakitan
      Modul Switching Regulator memiliki tiga kabel output dengan warna Merah. Hitam dan Biru. Trafo Ac matic di bagian Primer memiliki empat kaki dan Sekunder terdapat dua kaki. Sesuai skema gambar kabel warna merah dihubungkan pada kaki trafo Tap tengah ( urutan ke tiga dari kaki trafo yang dapat ground ). Kabel warna hitam dihubungkan pada kutub negatif elko 100uF/400V, dan kabel warna biru pada saklar pengendali optocoupler
  
Uji Coba 
      Untuk uji coba sangat perlu hatii-hati, karena itu lebih baik jangan langsung di hubungkan pada sumber AC 220V, tetapi bertahap dimulai dari tegangan 100VAC, Sumber tegangan 100VACdapat  berasal dari Stabiliser/Stavolt CPU, dapat juga dibuat sendiri dari trafo. Bersambung....ngantuk mo Bo2 manis dlu.....ZZZZ....zzzzz.....zzzzz



Tidak ada komentar:

Posting Komentar